Cap Go Meh Termegah di Padang

3 02 2009

HTT Akan Pecahkan Tiga Rekor Muri

Pengurus HTT Padang

Pengurus HTT Padang

PADA perayaan puncak perayaan tahun baru Imlek (Gong Xi Fat Chai) 2560, Himpunan Tjinta Teman (HTT) Padang menargetkan akan memecahkan tiga rekor di Museum Rekor Indonesia (Muri). Pemecahan rekor itu akan dilakukan pada hari Cap Go Meh (hari ke lima belas setelah Imlek) yang merupakan hari penutupan pesta tahun baru Cina.

“Kita menggelar Cap Go Me termegah, pada hari puncak, 9 Februari 2009. Kita akan pecahkan tiga Rekor Muri yang sudah mendapat konfirmasi langsung. Ini akan menjadi pesta Ca Go Me termegah sepanjang sejarah HTT,” ujar Toako (Ketua Umum) HTT, Ferryanto Gani (Gan Hok Liong) didampingi Ketua Pelaksana Teddy Anthoni (The Tie An), Wakil Ketua Albert Hendra Lukman (Lim Thian Hin), Sekretaris Indra Sofyan (Sho Tek Hin), Bendahara Ivandi Algamar (Chong Tek Ie), serta Humas K. Tanto (Tan Eng Tie), Sabtu (24/1), siang di sekretariat HTT kawasan Pondok Padang.

Pesta budaya Cina itu akan dimulai pukul 14.00 WIB hingga malam dengan menghadirkan Naga, Singa Utara (Kilin), Wushu, Kio, Gambang, Sepasan, Kuda Api-Api Bugi, musik tradisonal Cina Gambang dan Barongsai. “Panjang arak-arakan ini diperkirakan mencapai 1,5 km dan melibatkan 1200 personbil,” ulas Ferryanto.

Rute yang akan dilalui arak-arakan adalah HTT – Kelenteng – AR Hakim – Kampung Nias – Belakang Pondok – HOS Cokroaminoto – Kampung Sebelah – Nipah -Batang Arau dan kembali ke HTT. “Ini momentum wisata seni budaya yang patut dipromosi kepada dunia tentang satu seni budaya langka. Justru di Cina sendiri prosesi semacam ini sudah tidak ada lagi,” tegas Ferryanto.

Dikatakan, rekor Muri yang akan dipecahkan itu adalah, Sepasan terpanjang, Kio terbesar dan Naga yang dimainkan oleh wanita. “Sepasan pada rekor sebelumnya tercatat hanya sepanjang 84 meter, Sepasan HTT memiliki panjang 160 meter. Kalau Kio biasa hanya dipikul oleh delapan orang, Kio HTT akan dipikul oleh 16 orang yang bobotnya mencapat 400 kilogram,” katanya.

Ferryanto berharap, Kota Padang makin dikenal dengan adanya kegiatan Cap Go Meh ini. Ia juga mengharapkan dukungan pemerintah Kota Padang khususnya dan Sumbar umumnya. Sebab kegiatan ini bisa dijadikan salah satu kalender iven yang akan mendukung sektor pariwisata di Kota Padang. “Kita siap membantu jika pemerintah meminta kita mengadakan tiap tahun,” ulasnya.

Ferryanto menjelaskan, Sepasan dilambangkan binatang hutan yang ganas dengan kepala naga. Binatang ini ada di zaman Dinasti Ming. Itulah di antara kekayaan budaya yang telah turun temurun kini makin diminati tidak hanya masyarakat Tionghoa, tetapi masyarakat etnis lainnya.

Sedangkan Kio adalah tempat duduk yang dipuja masyarakat China atau dikenal dengan Tuapekong. Saat mengusung Kio ini, para pengusung seperti kesurupan. “Pada tradisi Kio ini sarat nuansa magis,” jalasnya.

Lebih jauh dijelaskan akan hadir lima naga, yaitu, tiga naga dewasa yang dimainkan sembilan orang pria, satu naga perempuan yang dimainkan tujuh orang perempuan, dan satu anak naga dimainkan lima orang anak-anak. Sedangkan Barongsai, juga diturunkan lima ekor.
Telong-Telong akan melibatkan 60 orang. Sedangkan Kio lima buah, salah satunya akan diangkat oleh 16 orang yang akan memecahkan rekor. Sedangkan Singa Utara diturunkan dua pasang. Ditambah lagi dengan Wanita HTT yang ikut dalam poco-poco 200 orang.

Setidaknya, perhelatan akbar ini menghabiskan minimal Rp400 juta. Bagi HTT, semangat kebersamaan yang dibangun di awal tahun ini merupakan kekuatan menghadapi tantangan hidup. Hidup di tahun kerbau yang mengajak untuk semua orang bekerja keras. Selain dengan undangan yang tersebar, HTT sangat yakin, ada pengunjung istimewa yang mau melihat dari dekat kegiatan budaya seperti ini. Karena langka dan sangat diminati. “Ada persatuan seperti ini di Semarang, Kalimantan, Singapura, Malaysia, yang banyak menelepon kami dan mendukung. Mereka berusaha datang,” ungkap Ferry.

Himpunan Tjinta Teman (HTT) Padang dalam Imlek kali ini mengambil Thema, “Dengan semangat Hiati, Kita Tingkatkan Kebersamaan dan Disiplin Perkumpulan”.

Dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) nanti, bersama PWI juga akan menghoyak Tabuik Wisata. Tabuik yang berbeda dengan Tabuik Budaya yang ada di Pariaman.

“Kita bahagia. Adanya akulturasi budaya. Pemain-pemain Barongsai, Naga, bukan saja dari masyarakat China. Tapi juga dari masyarakat pribumi,” tambah Toni. Akan diperkirakan hadir, pengusaha nasional Sofyan Wanandi bersama rombongan. Sedang diusahakan hadirnya Menteri Pariwisata dan Budaya Jero Wacik. Sementara piagam Muri akan diserahkan langsung Jaya Suprana.

Inilah bentuk partisipasi pembangunan wisata dari kaum Tionghoa yang sudah turun temurun hidup berdampingan dengan masyarakat Minang. Mereka sudah bersatu padu dan berbahasa yang sangat lancar, bahasa minang. “Ini budaya kolosal yang disumbangkan untuk wisata. Setelah merayakan Imlek,” tutur Albert Lukman, anggota DPRD Kota Padang yang terlibat dalam tim panitia.***


Aksi

Information

Tinggalkan komentar